Jumat, 19 Juni 2015

SIMETRI BUNGA

A.   Simetri Pada Bunga
    Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian, sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu saling dapat menutupi. Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat seperti cermin datar dan bertalian dengan simetri itu dapaat dibedakan bunga yang
a. Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih (Canna hybrida)

b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat dibaut satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga yang setangkup tunggal dapat dibedakan lagi 3 macam: 
1. Setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan bidang median, misalnya pada bunga telang (Clitoria ternatea).
2. Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median, dan tegak lurus pula pada arah vertikal, misalnya bunga Corydalis.
3. Setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil (lebi besar) dari 900, misalnya pada bunga kecubng (Datura metel)
c.  Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris) dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus) dan bunga tumbuhan lain yang sesuku (Cruciferae).
d. Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinimorphus, yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya bunga lilia gereja (Llilium longiform).
B.   Diagram Bunga 
           Diagram bunga adalah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga    yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik.
 Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga:
1. Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya, oleh sebab itu diagram ini juga dinamakan diagram sungguh (yang sebenarnya). 
 Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagain bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.
 
Cara untuk membuat suatu diagram bunga: 
1. Letak bunga pada tumbuhan. Apakah letak bunganya pada ujung batang atau cabang (flos terminalis) dan bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axilaris)  
2. Bagian- bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam lingkaran Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut kita mulai dengan:
   - Membuat lingkaran yang konsentris sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya.
b   -   Buat garis tegak lurus (vertikal) melalui titik pusitu yang  lingkaran-lingkaran yang konsentris.
c   -  Untuk bunga diketiak daun menggambarkan bidang yang dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah ( poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi bidang ini di sebut bidang median pada garis di sebelah atas lingkaran yang terluar di gambarkan secara skematik penampang melintang batang ( digambar sebagai lingkaran kecil) dan di sebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya.
d      - Pada lingkaran lingkarannya berturut turut dari luar kedalam di gambar daun-daun kelopak, daun daun tajuk, benang sari , putik, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.
C. Rumus Bunga 
      Lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka yang dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya. Rumus bunga ditunjukkan oleh :
·         Kelopak;  dinyatakan dengan huruf   K   singkatan Kalix.
·         Tajuk atau mahkota;  dinyatakan dengan huruf   C   singkatan corolla.
·         Benang sari; dinyatakan dengan huruf  A  singkatan androecium.
·         Putik;  dinyatakan dengan huruf  G  singkatan gynaecium.
·         Jika kelopak dan mahkota sama bentuk maupun warnanya maka untuk menyatakan bagian tersebut kita gunakan huruf  P  singkatan  perigonium. 
·         Bersimetri banyak (actinomorphus) *
·         Bersimetri satu (zigomorphus) ↑
·         gamosepal/gamopetal ( )
·         Jika bagian-bagian bunga terdiri dari dua lingkaran ....+....
·         Bakal buah menumpang, dibawah angka yng menunjukkan bagian daun buah dibuat suatu garis
·         Bakal buah teggelam, diatas angka yang menunjukka bagian daun buah dibuat suatu garis
·         Jika jumlah bagian-bagian bunga lebih dari 10 diberi tanda
-          ♂♀ Bunga berkelamin betina
-          Bunga berkelamin jantan
-          Bunga hermaproditus (banci)
Contoh Rumus Bunga:
-          Suku Palmae (Arecaceae) misalnya kelapa (Cocos nucifera)
K 3, C 3, A (6), G 0
 K 3, C 3, A 0. G (3)
-            Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa)
♂♀↑ K1 + (2), C2 + 0, A3, G
-          Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica)
♂♀↑ K3, C3, A5, G(3)
-          Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis), yang hanya menempel satu benang sari yang subur, dan anggrek kasut (Cypripedium javanicum), yang mempunyai dua benang sari yang subur:
♂♀↑ P3 + 3, A1 + 0, G (3) (Phalaenopsis)
♂♀↑ P3 + 3, A0 + 2, G (3) (Cypripedium
-          Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba)
♂♀P3 + 3, A3 + 3, G (3) (Cypripedium
-          Suku Papilionaceae, misalnya orok-orok, kembang telang (Clitoria tarnatea)
♂♀↑ K (3), C5, A1 + (9), G 
-          Suku malvaceae, misalnya kapas (Gossypium sp), waru (Hibiscus tiliaceus)
♂♀K (5), [C5, A (~)], G (5) 



PERTANYAAN 


1.      Bagaimana cara menggambarkan diagram teoristik, jika benang sarinya hilang bagaimana cara menggambarkannya dan rumusannya seperti apa? Jawab:
Jika secara visual benang sarinya terdapat tiga buah sedangkan secara teori benang sarinya terdapat 4 buah maka benang sari yang hilang tersebut digambarkan dengan lambang bintang dan untuk membuat rumusan bunganya disesuaikan dengan tujuannya apakah ingin menggunakan yang secara visual ataukah secara teoritis.
2.      Jelaskan Diagram Bunga!
Jawab:                                                                                                            
Lingkaran pertama pada diagram bunga adalah kelopak, kedua mahkota, ketiga benang sari, dan keempat putik. Amati apakah bunga tersebut duduk bunganya di ketiak daun apakah hanya diujung, apabila diketiak daun ditukiskan dengan lambang bulat dan apakah memiliki bracteola atau tidak.Kemudian amati penampang melintang batangnya, kemudian amati jumlah kelopaknya dan apakah berlekatan atau tidak (jika tidak berlekatan maka gambarnya tidak boleh menempel), lalu amati jumlah mahkotanya, kemudian jumlah benang sari dan apakah letaknya menumpang atau tenggelam. Dan amati putiknya kemudian gambarkan
3.       Apakah ada dalam satu bunga yang memikiki putik lebih dari satu?Jelaskan!
Jawab:
Ada, contohnya pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang memiliki 5 putik,
4.      Bagaimana proses /tahapan dalam pembuatan diagram bunga?
Jawab:  
Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingkaran yag konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul buga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil), dan di sebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daundaun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah. Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri harus diperhatikan ialah:
a.       Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
b.      Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang      lain): bebas  satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi.
c.       Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari, dan daun-daun buah penyusun putiknya): berhadapan atau   berseling, bebas atau berlekatan, dan seterusnya
d.      Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar